iProov, penyedia teknologi otentikasi wajah terkemuka, hari ini mengumumkan bahwa Paul King telah bergabung dengan dewan penasihatnya.
King menghabiskan 27 tahun di Cisco, terakhir sebagai Chief Security Officer, Cisco UK. Dia telah menjadi anggota berpengaruh di banyak badan industri keamanan siber, termasuk Kelompok Penasihat Keamanan Internet di Pusat Kejahatan Siber Eropa (EC3) Europol, Pusat Perlindungan Infrastruktur Nasional (CPNI), Pusat Keamanan Siber Nasional (NCSC), dan Kelompok Spesialis INTERPOL untuk Kejahatan Terhadap Anak.
Dia membawa pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam meneliti risiko siber global dan mendeteksi ancaman dari negara dan jaringan kriminal. Keahliannya dalam menerapkan manajemen ancaman tingkat perusahaan akan mendukung pekerjaan iProov di bidang ini untuk memberikan perlindungan berkelanjutan kepada pelanggan dan pengguna akhir.
"Minat profesional saya adalah mendeteksi ancaman siber yang muncul," kata King. "Perlindungan verifikasi identitas di internet merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat dan iProov berada di garis depan dalam menggunakan AI untuk memerangi serangan siber di area yang sangat penting ini. Saya sangat terkesan dengan orang-orangnya, teknologi mereka, dan komitmen mereka untuk menjaga keamanan pelanggan dan pengguna. Saya sangat senang bisa bergabung dengan tim ini."
"Kami merasa terhormat bahwa Paul telah bergabung dengan misi iProov untuk membawa kepercayaan ke internet," kata Andrew Bud, CEO iProov. "Tantangan untuk menghadirkan otentikasi biometrik yang aman membutuhkan lebih dari sekadar teknologi - ini juga menuntut strategi dan infrastruktur manajemen ancaman kelas dunia. Pengetahuan dan pengalaman Paul akan membantu kami untuk membangun kemajuan yang cukup besar di bidang ini."
Pada tahun 2020, iProov meluncurkan sistem intelijen ancaman global pertama di dunia untuk jaminan biometrik. Pusat Operasi Keamanan iProov (iSOC) mengelola lanskap kejahatan siber biometrik yang berkembang pesat untuk mengamankan teknologi iProov dari ancaman serangan siber berbasis AI yang terus meningkat, termasuk deepfakes.
