Membuka Inklusi Keuangan Dengan Identitas Digital dan Verifikasi Biometrik
Lebih dari 850 juta orang di seluruh dunia tidak memiliki identitas resmi. Tanpa identitas diri, mereka tidak dapat berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat. Mereka kesulitan untuk memberikan suara, mengakses tunjangan publik, dan mencari pekerjaan. Karena tidak memiliki identitas, mereka juga dikecualikan dari layanan keuangan, tidak dapat melakukan pembayaran online yang aman, membuka rekening bank, dan mengambil pinjaman.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah berupaya menciptakan program identitas digital. Inisiatif ini menjanjikan alternatif digital yang aman dan nyaman bagi individu untuk menegaskan identitas mereka dan membuka jalur penting bagi mereka yang tidak memiliki rekening bank dan yang tidak memiliki hak untuk mengakses layanan keuangan dan kesejahteraan.
Tantangan untuk program-program ini adalah untuk memberikan kesetaraan dan inklusivitas sementara pada saat yang sama memitigasi risiko penipuan dan kejahatan dunia maya. Tanpa verifikasi identitas yang tangguh pada saat penerimaan, ID digital berpotensi disalahgunakan untuk penipuan, pencucian uang, dan aktivitas terlarang lainnya di sepanjang siklus hidup pelanggan.
Membuka Inklusi Keuangan Dengan Identitas Digital dan Biometrik yang Dapat Diakses membahas bagaimana biometrik wajah yang aman dan dapat diakses yang menggabungkan deteksi kehidupan dapat membantu program ID digital diadopsi secara luas, sangat berguna, dan aman.
Unduh laporan untuk memahaminya:
- Manfaat identitas digital bagi pemerintah, organisasi, dan individu
- Bagaimana identitas digital dapat membuka inklusi bagi kelompok-kelompok yang secara tradisional tidak memiliki rekening bank dan dicabut haknya
- Mengapa verifikasi wajah biometrik yang tangguh diperlukan untuk mencegah teknologi identitas digital disalahgunakan untuk kejahatan
- Lanskap ancaman yang terus berkembang dan teknologi yang dibutuhkan untuk mencegah vektor ancaman di masa depan
- Mengapa verifikasi wajah biometrik harus mengurangi bias untuk memberikan aksesibilitas dan inklusivitas.